Langkah Analisis Data SEM dengan AMOS dan contoh kasus
Langkah Analisis Data SEM dengan AMOS dan contoh kasus
Structural Equation Modeling (SEM) adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan kompleks antara variabel laten dan variabel terukur. Salah satu software yang populer untuk SEM adalah AMOS (Analysis of Moment Structures). Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah analisis data SEM menggunakan AMOS.
1. Persiapan Data
Sebelum melakukan analisis SEM, langkah awal yang harus dilakukan adalah menyiapkan data dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini:
- Pastikan data dalam format SPSS (.sav) karena AMOS dapat membaca file dari SPSS secara langsung.
- Lakukan pembersihan data, termasuk pengecekan data yang hilang (missing values) dan outlier.
- Uji asumsi dasar seperti normalitas, linearitas, dan multikolinearitas.
2. Membuat Model Teoretis
Model SEM harus didasarkan pada teori yang kuat. Langkah-langkahnya adalah:
- Identifikasi variabel laten (variabel yang tidak bisa diukur langsung) dan variabel terukur (indikator).
- Buat diagram jalur (path diagram) yang menggambarkan hubungan antar variabel.
- Tentukan hipotesis yang akan diuji dengan model SEM.
3. Menggambar Model di AMOS
Setelah model teoretis dibuat, kita dapat menggambarkannya di AMOS dengan langkah berikut:
- Buka AMOS Graphics dan buat proyek baru.
- Gunakan ikon variabel laten dan variabel terukur untuk menggambar model.
- Hubungkan antar variabel dengan panah untuk menggambarkan hubungan kausalitas.
- Tentukan parameter estimasi, seperti loading factor, residual, dan kovariansi.
4. Menjalankan Estimasi Model
Setelah model selesai digambar, langkah selanjutnya adalah menjalankan estimasi:
- Pilih Estimate Model untuk menghitung parameter model.
- AMOS akan menggunakan metode Maximum Likelihood (ML) untuk mengestimasi parameter.
- Setelah perhitungan selesai, AMOS akan memberikan hasil berupa nilai parameter dan goodness-of-fit indices.
5. Evaluasi Goodness-of-Fit Model
Untuk mengetahui apakah model yang dibuat sesuai dengan data, kita harus mengevaluasi Goodness-of-Fit (GOF) dengan beberapa indikator berikut:
Indikator | Cut-off Value | Interpretasi |
---|---|---|
Chi-Square (CMIN) | Tidak Signifikan (p > 0.05) | Model sesuai dengan data |
GFI (Goodness of Fit Index) | ≥ 0.90 | Model fit |
AGFI (Adjusted GFI) | ≥ 0.90 | Model fit |
RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) | ≤ 0.08 | Model fit |
CFI (Comparative Fit Index) | ≥ 0.90 | Model fit |
TLI (Tucker Lewis Index) | ≥ 0.90 | Model fit |
Jika model belum memenuhi kriteria fit, kita bisa melakukan modifikasi model dengan melihat modification indices yang disarankan oleh AMOS.
6. Interpretasi Hasil
Setelah model sesuai dengan data, langkah berikutnya adalah menginterpretasikan hasil:
- Koefisien jalur (path coefficient): menunjukkan kekuatan hubungan antara variabel.
- T-value dan p-value: melihat apakah hubungan antar variabel signifikan atau tidak.
- Standardized Regression Weights: menunjukkan besarnya pengaruh masing-masing variabel.
7. Modifikasi Model (Jika Diperlukan)
Jika model tidak memenuhi kriteria fit, lakukan beberapa modifikasi seperti:
- Menambahkan kovariansi antara variabel residual.
- Menghapus indikator yang memiliki loading factor rendah.
- Menggunakan modification indices untuk melihat potensi perbaikan model.
Kesimpulan
Analisis SEM dengan AMOS melibatkan beberapa langkah penting, mulai dari persiapan data, pembuatan model teoretis, estimasi parameter, evaluasi goodness-of-fit, hingga interpretasi hasil. Dengan memahami setiap langkah ini, kita dapat memperoleh hasil analisis yang lebih valid dan reliabel.
Contoh Kasus Sederhana dan Penyelesaian Analisis SEM dengan AMOS
Studi Kasus: Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi
Sebuah perusahaan ingin mengetahui apakah kepuasan kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan, baik secara langsung maupun melalui motivasi kerja sebagai variabel mediasi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan AMOS untuk menganalisis hubungan antar variabel.
1. Identifikasi Variabel dan Hipotesis
Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel utama:
- Kepuasan Kerja (X) → variabel independen
- Motivasi Kerja (M) → variabel mediasi
- Kinerja Karyawan (Y) → variabel dependen
Hipotesis yang diuji:
- H1: Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap motivasi kerja.
- H2: Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
- H3: Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
- H4: Motivasi kerja memediasi hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan.
2. Persiapan Data
Data dikumpulkan melalui survei terhadap 100 karyawan menggunakan skala Likert (1-5) untuk menilai setiap variabel.
Contoh Data (Ringkas):
Responden | Kepuasan Kerja (X1) | Kepuasan Kerja (X2) | Motivasi (M1) | Motivasi (M2) | Kinerja (Y1) | Kinerja (Y2) |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 4 | 5 | 3 | 4 | 5 | 4 |
2 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 |
... | ... | ... | ... | ... | ... | ... |
3. Membuat Model SEM di AMOS
- Buka AMOS Graphics dan buat proyek baru.
- Tambahkan variabel laten:
- Kepuasan Kerja → Indikator: X1, X2
- Motivasi Kerja → Indikator: M1, M2
- Kinerja Karyawan → Indikator: Y1, Y2
- Gambarkan hubungan antar variabel sesuai hipotesis.
- Hubungkan error terms jika diperlukan.
- Tentukan estimasi parameter (standardized regression weights).
4. Menjalankan Estimasi Model
Setelah model siap, jalankan estimasi Maximum Likelihood (ML). Hasilnya:
Hubungan | Koefisien Jalur (Estimate) | p-value |
---|---|---|
Kepuasan Kerja → Motivasi | 0.60 | 0.002 (signifikan) |
Kepuasan Kerja → Kinerja | 0.30 | 0.045 (signifikan) |
Motivasi → Kinerja | 0.50 | 0.001 (signifikan) |
Mediasi Motivasi | 0.25 | 0.010 (signifikan) |
5. Evaluasi Model Goodness-of-Fit
Indeks | Cut-off | Hasil Model | Kesimpulan |
---|---|---|---|
Chi-Square (CMIN/DF) | < 3 | 1.95 | Good Fit |
GFI | ≥ 0.90 | 0.92 | Good Fit |
AGFI | ≥ 0.90 | 0.91 | Good Fit |
RMSEA | ≤ 0.08 | 0.05 | Good Fit |
CFI | ≥ 0.90 | 0.95 | Good Fit |
Kesimpulan: Model yang dibangun memiliki fit yang baik dan dapat digunakan untuk menginterpretasikan hasil.
6. Interpretasi Hasil
- H1 diterima: Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja (p = 0.002).
- H2 diterima: Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan (p = 0.045).
- H3 diterima: Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (p = 0.001).
- H4 diterima: Motivasi kerja memediasi hubungan kepuasan kerja dan kinerja (p = 0.010), artinya kepuasan kerja mempengaruhi kinerja baik secara langsung maupun melalui motivasi.
Kesimpulan Akhir
- Kepuasan kerja yang lebih tinggi meningkatkan motivasi karyawan.
- Kepuasan kerja langsung berpengaruh terhadap kinerja, tetapi lebih kuat jika dimediasi oleh motivasi kerja.
- Untuk meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan perlu meningkatkan kepuasan kerja sekaligus memperhatikan faktor motivasi.